Tentang Cemburu, Kesetiaan dan Susah Move On

Gak perlu memaksa diri buat move on. Jalani saja hidupmu sewajarnya. Kalau inget mantan ya cukup tersenyum saja dan anggap itu ibarat pengalaman tak terlupakan yang sama seperti pengalaman tak terlupakan ketika pertama kali pergi ke suatu tempat.

Ini hanya opini gue menanggapi curhatan teman – teman gue yang sering curhat tentang masalah dengan pacarnya. Beberapa statement gue mungkin akan sedikit radikal buat kalian. Yaah, ini cuma opini gue.

Banyak banget temen gue yang curhat tentang masalah hubungan mereka dengan pacarnya. Sering gue coba untuk memberi solusi yang paling tepat menurut gue meskipun masalah yang gue punya juga belum bisa gue selesaikan (Ini sotoy namanya). Kita semua tau kalau semua hal didunia ini bisa terjadi karena cinta. Dan gue yakin kalian akan setuju kalo cinta itu adalah suatu unsur yang paling penting di dunia ini. Sangat susah menemukan devinisi baku tentang apa itu cinta. Tapi kalo devinisi “bercinta” gue yakin semua punya devinisi yang sama. Ooops..


Setiap orang punya devinisi sendiri tentang cinta. Gue pernah ditanya guru bahasa Indonesia waktu di SMA tentang apa itu cinta. Gue cuma jawab, “Cinta itu memberi.” Dan ketika guru gue itu beralih bertanya ke pacar gue (sekarang mantan), cewek gue Cuma menjawab, “Cinta itu menerima.” Ketika itu guru gue menyimpulkan kalo cinta itu ketika kita bisa saling memberi dan menerima apa adanya dengan ikhlas. Terus? Yaah, gue juga bingung sebenernya. Sebenernya masalahnya ya Cuma itu – itu aja. Masalah cemburu, ketidaksetiaan dan SUMO (Susah Move On).

Kalo pacar cemburu itu wajar. Kenapa wajar? Ya, karena itu yang biasa terjadi hingga menjadi sebuah kewajaran. Katanya cemburu itu tanda cinta. Tapi mari kita buktikan. Dulu gue pernah jadi orang yang pencemburu berat. Dan rasa cemburu gue yang “berat” itu menimbulkan sikap posesif yang berlebihan. Gue larang dia buat kumpul, SMSan, telpon telponan sama mantan atau temen cowoknya. Bahkan gue pernah sita HP cewek gue, minta password facebook dan twitter cewek gue untuk memantau apakah dia berkomunikasi di private messege media tersebut atau tidak. Apakah itu yang namanya sayang? Apakah itu yang namanya cinta? Gue tau itu salah. Dan gue saranin untuk tidak seperti itu jika tidak ingin hubungan kalian berakhir.

Terus masalah ketidaksetiaan. Jika ditanya mengenai mengapa kita bisa suka dengan pacar kita banyak yang akan memberikan jawaban simple seperti ini. “Yak arena dia Baik, Pinter, lucu, setia.” Nah disini yang akan due garisbawahi adalah setia. Tau dari mana kalau dia setia kalau hubungan kalian belum berakhir. Gue berpikir mungkin kesetiaan itu bisa kita ketahui ketika pasangan kita meninggal. Statement gue terlalu radikal ya? Yaa, Karena kita memang tidak tau apa yang terjadi dimasa depan apakah dia tetap memilih bersama kita atau tidak. Dalam hubungan berpacaran kita berperan sebagai subjek yang mencintai dan objek yang dicintai. Nah sebagai subjek yang mencintai kita gak bisa memaksa si objek untuk setia. Dirimu sendirilah yang harus mencoba untuk tetap setia sebagai subjek yang mencintai. Jika si objek tidak mencintaimu lagi atau biasa disebut tidak setia, kita gak bisa berbuat apa – apa. Tapi ini dalam pembahasan hubungan berpacaran ya. Bukan hubungan pernikahan. Kalo pernikahan sudah beda lagi.

Kemudian masalah Susah Move On. Pertanyaan gue adalah “Ngapain sih perlu Move On?” Kalian putus, galau terus minta pendapat teman yang jawabannya Cuma nyuruh move on, move on dan move on. Menurut gue memaksa diri buat move on itu sama saja menyiksa diri sendiri. Anggap saja perasaan yang masih tersisa itu adalah wujud kasih yang memang seharusnya ada diantara sesama manusia. Karena sebenarnya mencintai itu memang beresiko. Nyawa lho taruhannya. Gak perlu memaksa diri buat move on. Jalani saja hidupmu sewajarnya. Kalau inget mantan ya cukup tersenyum saja dan anggap itu ibarat pengalaman tak terlupakan yang sama seperti pengalaman tak terlupakan ketika pertama kali pergi ke suatu tempat.

Sekian atikel gue kali ini. Like, share dan follow / subscribe jika kalian suka dengan artikel ini. Kalau kalian mau kasih dukungan buat gue beli kopi bisa klik atau scan QR Code dibawah. Terima kasih sudah membaca.

https://saweria.co/alvipunyacerita

Salam Anget,

-Alvi Alevi-

Sumber gambar : Woman photo created by dashu83 – www.freepik.com

Penulis: Alvi Alevi

Male, 1993, Sagitarius, First Child, Indonesian.

9 tanggapan untuk “Tentang Cemburu, Kesetiaan dan Susah Move On”

  1. Cieeee.. 😀

    Kalo bagi ku, move on itu wajib. Logikanya sih karena ngga pengen inget yang sakit-sakit lagi. Tapi ngga berarti ngelupain mantan 100% loh. Cukup mengenang 5 detik, abis itu lupakan. Hahah.. Soalnya mungkin di luar sana masih ada orang yang tepat untuk disayang dan dicintai 😛

    Suka

Berikan Apresiasi Kalian terhadap Tulisan Ini dengan Berkomentar. Terimakasih.